Laporan Zoologi Invertebrata

29 Oktober 2009

BAB I

PENDAHULUAN

  1. A. LATAR BELAKANG

Lebih dari sejuta spesies hewan masih hidup saat ini, dan terdapat kemungkinan bahwa setidaknya sejuta organisme baru akan diidentifikasi oleh generasi ahli biologi masa depan. Hewan dikelompokkan sekitar 35 filum, namun jumlah sebenarnya bergantung pada perbedaan pandangan para ahli sistematika. Hewan menempati hampir semua lingkungan di bumi, tetapi anggota terbanyak sebagian besar filum adalah spesies akuatik. Lautan, yang kemungkinan merupakan rumah bagi sejumlah besar filum hewan. Fauna air tawar sangatlah banyak , tetapi tidak sekaya keanekaragaman fauna laut.

Kebanyakan istilah dalam Zoologi itu berasal dari bahasa Latin atau Yunani. Contoh analisis asal kata adalah sebagai berikut : proto (Yunani) artinya ‘pertama’ dikombinasikan dengan zoa (Yunani) artinya ‘hewan’ , jadi protozoa adalah nama untuk hewan-hewan yang paling primitif.

Zoologi merupakan sebagian dari ilmu pengetahuan yang disebut biologi (bios = hidup), ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari jasad-jasad makhluk hidup, seperti dapat dibedakan dari benda-benda yang tidak hidup seperti batu.

Yang melatar belakangi dilaksanakan Praktikum Lapangan ini agar kita dapat melihat secara langsung habitat dan spesies yang didapatkan di Pusat Penilitian Lingkungan Hidup Puttondo”. Sehingga dapat membantu para mahasiswa untuk lebih memahami mata kuliah ini dan mengenal langsung spesies yang diamati baik itu secara morfologi ataupun anatomi serta lebih mengenal habitat dari spesies yang diamati.

  1. B. TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan diadakannya praktikum lapangan ini ialah :

  1. Untuk mempelajari dan mengenal organisme-organisme yang tergolong hewan-hewan invertebrata pada habitatnya masing-masing.
  2. Untuk mengumpulkan hewan-hewan tersebut untuk membantu proses belajar
    1. Untuk mempelajari cara mengawetkan hewan-hewan tersebut.
    2. Untuk mengoleksi hewan-hewan tersebut dilaboratorium guna pendidikan.

C. MANFAAT PRAKTIKUM

Adapun manfaat yang dapat kita ambil dari praktikum lapangan ini ialah:

  1. Kita dapat mengetahui habitat asli dari spesies yang ditemukan.
  2. Kita dapat melihat secara langsung spesies tersebut.
  3. Kita dapat menemukan berbagai spesies dari masing-masing phylum.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. TINJAUAN PUSTAKA

Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal. Hewan-hewan itu mempunyai struktur yang lebih majemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan walaupun hanya terdiri dari satu sel, namun protozoa merupakan organisme yang sempurna. Karena sifat struktur yang demikian itu, maka berbagai ahli dalam zoologi menamakan protozoa itu aselular tetapi keseluruhan organisme itu dibungkus oleh plasma membran (Radiopoetro, 1986).

Porifera berasal dari kata orous yang berarti pori-pori dan ferre yang berarti membawa. Ia merupakan hewan bersel banyak yang paling primitif , tidak memiliki jaringan atau organ yang sejati namun masing-masing sel memperlihatkan kebebasannya sampai batatas-batas tertentu. Umumnya hewan porifera dijumpai hidup dilaut , melekat pada substrat dan hanya bergerak sedikit sekali. Hanya famili spongilidae yang hidup diair tawar pada porifera yang hidup dilaut berkisar 10.000 species. Umumnya pada air dangkal, namun dad pula pada bagian yang dalam ( Jutje, 2006).

Coelenterata berasal dari kata Yunani: koilos + enteron ;  Koilos = rongga , enteron = usus, sering disebut hewan berongga. Coelenterata ,merupakan hewan yang tidak mempunyai usus yang sesungguhnya, tetapi pemberian nama dengan istilah “ Hewan Berongga “  itupun masih belum tepat, mengingat coelentrata adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh yang sebenarnya ( coelom ), yang dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang ada di dalam tubuh yang disebut coelenterata. Dalam kenyataan coelenteron tersebut merupakan alat yang berfungsi ganda, yaitu sebagai alat pencernan makanan dan sebagai alat pendengar sari-sari makanan keseluruh bagian tubuh. Coelenterata hidup di air laut, hanya beberapa yang hidup di air tawar ( jasin, 1992 ).

Molusca tersebar luas dalam habitat laut, air tawar, dan darat, tetapi lebih banyak terdapat dalam lautan. Umumnya molusa berselubung sebuah mantel yang merupakan batas ruang mantel itu sendiri. Secara internal, mantel itu bertaut dengan tubuh. Semua molusca mempunyai massa muscular yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya bervariasi menurut kelasnya. Molusca mempunyai sistem digesti, respirasi, eksresi dan reproduksi yang kompleks. Beberapa jenis molusca  mempunyai stadium larva trokofor serupa yang terdapat pada annelida. Sitem sirkulasi terdiri dari jantung yang beruang-ruang. Sistem pembuluh darah tertutup, menyangkut sistem kapiler spesial dalam organ-organ eksresi dan respirasi. sistem sirkulasi pada molusca merupakan sistem yang paling majemuk dari sistem sirkulasi pada invertebrata lainnya (Brotowidjoyo, 1989).

Echinodermata kebanyakan hidup di laut, kebanyakan bersifat simetri radial. Tubuhnya terencanakan dengan 5 buah antimeter yang tersusun radial , dengan mulut ditengah-tengahnya. Pada kulit terdapat papan-papan kapur dan sebagian besar mempunayi duri-duri dermal. Hewan-hewan ini berselom. Sistem digesti lengkap, walaupun anus mungkin tidak berfungsi. Bergerak lamban dengan telapak tabung. Gerakannya diatur oleh sistem tekakanan hidrostatis, yang disebut sistem vaskular air. Sistem saraf terdiri dari cincin oral dan tali-tali saraf radier. Pad echinodermata tidak terdapat sistem respirasi dan sistem eksresi secara khusus. Fungsi dilakukan oleh proyeksi-proyeksi kulit yang disebut papula yang terdapat di antara papan-papan kapur pada kulit.

Kawasan ini mempunyai nilai konservasi tinggi karena keanekaragaman dari setiap jenis ekosistemnya yang unik dan khas. fenomena dan keindahan alamnya merupakan obyek wisata yang potensial, sumber rekruitmen perikanan serta menyimpan sejuta rahasia alam yang merangsang untuk digali sebagai sumber penelitian dan pendidikan.Menilik potensi dan manfaatnya yang beragam, maka pengelolaan kawasan taman nasional dikelola dengan sistem Zonasi. (Anonim, 2002).

  1. B. KERANGKA PIKIR

Praktikum lapangan mata kuliah Zoologi Invertebrata tahun ajaran 2006/2007 ini akhirnya terlaksana dengan baik. Dimana setiap speciemen yang ditemukan sangat beragam. Hasil observasi praktikum lapangan, dimana praktikan terjun langsung mengamati habitat dari setiap speciemen. Masing-masing habitat yang mempunyai komunitas tertentu, antara satu dan yang lain. Selain kita melihat habitat dari speciemen, praktikum ini juga didasarkan atas sejauh mana pengetahuan para Mahasiswa (i) dalam memahami mata kuliah Zoologi Invertebrata. Mahasiswa (i) juga  diajarkan bagaimana cara pengawetan dari speciemen yang telah ditemukan pada masing-masing substratnya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

  1. A. ALAT DAN BAHAN

a. Alat

  1. Kamera digital/ tustel
  2. Termometer
  3. Soil tester
  4. Higrometer
  5. Vakum box
  6. Altimeter
  7. Kertas latar
  8. Alat tulis-menulis
  9. Kantung plastic
  10. Cutter
  11. Label gantung
  12. Toples Plastik

b.  Bahan:

    1. Thelenota anax
    2. Bohadschia marmorata
    3. Protoreaster nodosus
    4. Ophiorachna affimis
    5. Astropecten polycanthus
    6. Ophiactis sp.
    7. Culkita schmideliana
    8. Echinodistus tenulssimus
    9. Pentastes tyloderma
    10. Ophiomastix variabilis
    11. Ophiotrichid brittlestar
    12. Ophiachis efmodesta
    13. Diadema sp.
    14. Diadema setosum
    15. Echinometra mathaei
    16. Tripnieustes graeilla
    17. Salmacis belli
    18. Protopalythoa sp.
    19. Poeillopora meanndrina
    20. Favites flexuosa
    21. Sinularia sp.
    22. Fungia sp.
    23. Lobophytum sp.
    24. Spongia sp.
    25. Chicoreus brumeus
    26. Lambis-lambis
    27. Fulvia tenuicostata
    28. Strombus urceusorrall
    29. Tectus niloticus
    30. Astralium tentoriformis
    31. Corninella lincglata
    32. Cyraca xanthodon
    33. Lepsiella scobina
    34. Prionovolva sp.
  1. B. PROSEDUR KERJA
    1. Persiapan
      1. i.      Menyiapkan alat yang diperlukan saat praktikum dan memastikan bahwa peralatan yang digunakan masih berfungsi normal.
      2. ii.      Menguasai cara penggunaan alat.
      3. iii.      Mendengarkan instruksi dan arahan dari asisten / dosen pendamping.
      4. Pengambilan spesimen
        1. i.      Berjalan ke lokasi pengambilan specimen dengan hati-hati secara berkelompok dengan didampingi oleh asisten pendamping yang telah ditetapkan.
        2. ii.      Menyelam dan mengambil specimen di dasar laut dengan hati-hati.
        3. iii.      Memasukkan specimen yang ditemukan dalam toples plastic.
        4. iv.      Mengambil gambar specimen dengan kamera digital.
        5. v.      Memberi label tertentu dan mencatat ciri-cirinya pada specimen yang tidak diketahui namanya.
        6. Pengidentifikasian
          1. i.      Mengumpulkan semua specimen yang ditemukan.
          2. ii.      Membuka  buku/ atlas/ gambar dari beberapa jenis hewan zoology invertebrata, kemudian  mencocokkan dengan specimen yang ditemukan untuk identifikasi nama dari specimen tersebut.
          3. iii.      Spesimen yang telah teridentifikasi nama spesiesnya, kemudian  segera menyusun klasifikasinya.
          4. iv.      Untuk specimen yang banyak ditemukan  dikembalikan kehabitat semula / dasar laut oleh masimg-masing kelompok.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

  1. A. HASIL PENGAMATAN
  2. 1. Protoreaster nodosus
  1. 2. Ophiorachna affimis

  1. 3. Astropecten polyacanthus

  1. 4. Ophiactis sp.

  1. 5. Culkita schmideliana

  1. 6. Echinodistus tenulssimus

7. Pentastes tyloderma

  1. 8. Ophiomastix variabilis

  1. 9. Ophiotrichid brittlestar

10. Ophiachis efmodesta

  1. 11. Diadema sp.

12. Diadema setosum

13. Echinometra mathaei

14. Tripnieustes graeilla

15. Salmacis belli

  1. 16. Pocillopora meandrina

  1. 17. Favites flexuosa

18. Sinularia sp.

  1. 19. Fungia sp.

20. Lobophytum sp

  1. 21. Spongia sp.

22. Chicoreus brumeus

23. Lambis-lambis

24. Fulvia tenuicostata

25. Strombus urceusorrall

  1. 26. Tectus niloticus

  1. 27. Astralium tentoriformis

  1. 28. Corninella lincglata

  1. 29. Cyraca xanthodon

  1. 30. Lepsiella scobina

  1. 31. Prionovolva sp

  1. 32. Thelenota anax

  1. 33. Bohadschia marmorata

  1. B. PEMBAHASAN
  1. Protoreaster nodosus
    1. Morfologi

Hewan ini termasuk dal;am kelas Asteroidea, dimana tubuhnya berbentuk bintang dengan 5 lengan. Berwarna merah tua dan memiliki duri disetiap lengannya yang berwarna hitam. Pada bagian tengah dorsalnya terdapat anus dan memiliki amburakral dan pedicellaris sebagaia modifikasi duri.

    1. Anatomi

Sistem digesti hewan ini terdiri dari mulut, esophagus, lambung, usus halus, anus, namun usus dan anusnya tak berfungsi. Saluran-saluran sirkullar berhyubungan dengan dunia luar melalui saluran batu dan papan madreporit. Pada hewan ini terdapat cincin saraf dalam cakram. Pada tiap penjuluran tubuhnya terdapat saraf radial pada sisi ventral;. Saraf ini bercabang-cabang halus banyakbanyak sekali. Tiap saraf radial berakhir sebagai sebuah mata pada tiap penjuluran tubuh. Jenis kelaminnya terpisah. Namun pada tiap penjuluran terdapat sepasang gonad. Telur dan sperma dicurahkan dalam 1 m usim dan fertilisasi terjadi di luar tubuh. Embrio tumbuh menjadi larva dan berenang bebas. Larva ini bersimetri bilateral (Brotowidjoyo. 1989).

    1. Habitat

Hewan ini ditemukan di laut.

    1. Klasifikasi

Kingdom          :  Animalia

Phylum :  Echinodermata

Classis              :  Asteroidea

Ordo                :  Phanerozonia

Familia :  –

Genus               :  Protoreaster

Species            :  Protoreaster nodosus (Jasin, 1992)

2.  Ophiorachina affinis

  1. Morfologi

Bintang ular mempunyai tubuh bola cakram kecil dengan 5 lengan bulat panjang. Tiap-tiap lengan terdiri atas ruas-ruas yang sama, yang masing-masing terdapat dua garis tempat melekatnya ossicula yang terliput oleh 4 lempeng. Di bagian lateral terdapat duri, sedang bagian serta ventral tidak terdapat duri. Pada lengan juga terdapat kaki ambulakral yang kecil disebut sebagai tentakel, yang terletak secara ventro lateral, dengan alat hisap atau ampullae, yang beralat sensoris dan juga membantu pernafasan, yang memungkinkan makanan dapat masuk ke mulut. Mulut terletak di pusat tubuh yang dikelilingi 5 kelompok lempeng kapur yang berfungsi sebagai rahang.

  1. Anatomi

Bagian dalam dari ruas sebagian besar ossicula yang silinder yang tertanam pada bagian proksimal dan cembung pada bagian distal, sehingga penyokong tubuh itu bersendi dengan yang lainnya, dengan sistem sendi peluru. Empat otot antara dua ossicula silinder memungkinkan dengan dapat dibengkokan.

c. Habitat

Hewan-hewan ofiuroid yang juga disebut ofiuron hidup di laut, bersembunyi di antara rumput laut, dalam lumpur atau dalam pasir, aktif di waktu malam.

d. Klasifikasi

Kingdom                  : Animalia

Fillum                       : Echinodermata

Class                         : Ophiuroidea

Ordo                         : Ophiurae

Familia                      : –

Genus                        : Ophiorachina

Spesies                      : Ophiorachina affinis (Jasin, 1992)

  1. 3. Astropecten polyachantus
  2. Morfologi

Tubuh hewan ini berbentuk bintang dengan 5 lengan atau bagian radial. Ditengah-tengah tubuh sebelah dorsal terdapat lubang anus. Pada permukaaan tubuh sebelah dorsal terdapat lubang anus, sedangkan pada permukaan tubuh sebelah ventral/oral terdapat mulut yang dikelilingi oleh membrane peristom dengan 5 alur amburakral pada lengan tubuh. Pembuluh-pembuluh kaki juga dilengkapi dengan otot berserabut. Amburakral berfungsi untuk :untuk bergerak, melengket pada substrat, dan menangkap makanan.

  1. Anatomi

Saluran digestoria adalah pendek dan banyak mengalami modifikasi yang terdiri dari mulut, esophagus, lambung, intestinum, anus. Makanannya berupaikan, kerang, siput laut, sampah, dll. Caeca Intestinum menghasilkan sekresi yang berwarna kecoklat-coklatan, yang diduga sebagai alat ekskresi. Ekskresi diselenggarakan oleh amoebocyst-amoebocyst yang terdapat dalam cairan coelom, yang membawa zat-zat sisa ke luar melalui dinding derma branchiaux. Respirasi terjadi dalam branchia dermalis tampak sebagai benda yang berbulu halus yang terletak pada kulit sebelah atas atau aboral pada semua lengan. Sistem saraf terdiri atas batas saraf radial pada masing-masing lengan yang menjulur di atas alat amburakral. Seks pada hewan ini terpisah dimana yang jantan dan yang betina.

  1. Habitat

Hewan ini dapat ditemukan di laut.

  1. Kalsifikasi

Kingdom                :  Animalia

Phylum                   :  Echinodermata

Classis                    :  Asteroidea

Ordo                      :  Phanerozonia

Familia                   :  –

Genus                     :  Astropecten

Species                  :  Astropecten polyadoanthus (Jasin, 1992)

4.  Ophiactis sp.

a. Morfologi

Bentuk badan sebagai bintang dengan satu discus cebtralis dan lima radii, dimana batas antara discus dan radii lebih nyata daripada asteroidea. Mulut terdapat pada daratan bawah dan tidak terdapat askus. Podia tanpa ampula dan tanpa batil penghisap. Sepasang podia dekat mulut memanjang dan berguna untuk masuknya makanan ke dalam mulut. Madreporit terdapat pada daratan oral. Radii tidak bercabang tidak dapat di putar, tidak dapat do bengkokan ke arah mulut.

b. Anatomi

Bagian dalam dari ruas sebagian besar terisi ossicula yang silindris dan tertanam pada bagian proksimal dan cembung pada bagian dorsal, sehingga penyokong tubuh itu bersendi dengan yang lainnya dengan sistem sendi peluru empat otot antara dua ossicula silindris itu memungkinkan lengan dapat di bengkokan. Dalam lengan terdapat saluran coelom kecil, batang saraf, pembuluh saraf dan cabang-cabang sistem vasikular. Jenis kelamin terpisah dan hewan ini melepaskan sel kelaminnya dalam air.

c. Habitat

Hdup dalam air laut, dari air laut yang dangkal sampai yang dalam, bersembunyi di bawah batu-batu karang atau rumput laut atau bisa juga menguburkan diri dalam lumpur.

d. Klasifikasi

Kingdom :  Animalia

Fillum                  :  Echinodermata

Class                   :  Ophiuroidea

Ordo                   :  Ophiurae

Familia                :

Genus                  :  Ophiactis

Spesies                :  Ophiactis sp (Jasin, 1992).

5. Culkita schmidehana

a. Morfologi

Bentuk badannya menyerupai Astropectum sp yaitu berbentuk sebagai bintang atau pentagonal dimana dapat dibedakan satu discus centralis dan 5 radii, di dalam hanya saja bentuk dari culkita lebih kecil daripada kelas astroidea yang lainnya. Ukuran lengan kecil dan pendek. Radii ada lanjutan dari coelom dan lanjutan dari alat-alat dalam. Dapat dibedakan adanya dataran aboral dan dataran oral. Pada daratan oral radii ada fulcus ambulacralis dan pada dataran oral discus tidak terdapat madreporit. Anus terdapat di dataran aboral discus dan mulut terdapat di dataran oral discus.

b. Anatomi

Mulai dari mulut memanjang ke esofagus yang pendek, terus kebagian kardiak lambung. Bagian kardiak lambung dapat ditonjolkan melalui mulut untuk menangkap makanan dan mencernakannya, baru kemudian lambung bagian kardiak itu ditarik kembali.Dengan demikian, usus-usus dan anus tidak berfungsi. Tabung telapak itu cekung berhubungan dengan saluran-saluran radier yang ada di atap celah ambulaklar. Saluran-saluran radier lalu bergabung dengan saluran-saluran sirkular di dalam cakram terdapat pula cincin. Saraf dalam cakram pada tiap penjaluran tubuhnya terdapat saraf radial pada sisi ventral.

d. Klasifikasi

Kingdom    :  Animalia

Fillum         :  Echinodermata

Class          :  Asteriodea

Ordo          :  Cryptozonia

Familia       :  –

Genus         :  Culkita

Spesies       :  Culkita schmidehana (Jasin, 1992)

6. Echinodiscus tenulsimmus

a. Morfologi

Hewan ini berbentuk bulat, tidak berlengan , tapi memilik duri-duri yang pangkalnya terikat dengan otot sehingga duri-duri tersebut dapat digerakkan. Kulit yang juga disebut test terdiri dari papan-papan kapur yang tersusun berdekatan menjadi menjadi 20 buah  baris radier. Pada cangkok terdapat tonjolan atau tuberculum sebagai tempat persendian duri-duri. Tiap duri merupakan bentuk kristal dari CaCO3 yang ujung pangkalnya agak melebar tempat sendi dengan tuberculum. Diantara duri-duri terdapat pedicellariae dengan 3 anak penjepit dan tangkai yang panjang. Mulut dilengkapi dengan 5 buah gigi, terdapat pada pusat permukaan oral dan dikelilingi oleh sebuah daerah membran yang bebas dari duri yang disebut peristom. Memiliki 5 jalur kaki ambulakral yang agak lebar tanpa kaki.

b. Anatomi

Mulut dilengkapi dengan lima buah gigi pada kerangka berkapur yang digerakkan oleh otot yang disebut lentera Aristoteles. Dari mulut lanjut ke esofagus, terus ke lambung yang berlobus, lalu anus yang berbalik arah dan berakhir sebagai rectum. Terdapat cincin saraf dengan lima buah cabang dan ada sebuah pleksus saraf. Terdapat 10 insang yang menjorok dari membran peristonium modreporit terdapat di daerah aboral, sedang saluran cincin melingkari esophagus dan saluran radial tetap dalam anterior cangkok, yang terhubung dengan kaki ambulakral. Terdapat lima gonad, yang menempel pada mesentaris ke bagian permukaan aboral. Dari masing-masing gonad terdapat saluran ke lubang genital.

c.  Habitat

Hewan ini hidup di atas batu karang atau dalam lumpur pada daerah pantai  atau di dasar laut pada kedalaman sampai 5000 meter.

d.   Klasifikasi                                                                                                Kingdom          :  Animalia                                                                             Phylum :  Echinodermata                                                                       Classis :  Echinoidea                                                                             Ordo                : Clypeasteroidea

Famili               :  –

Genus               : Echinodiscus

Spesies            : Echinodiscus tenulssimus(Jasin, 1992).

  1. Pentastes tyloderma
    1. Morfologi

Pada hewan ini tubuh berbentuk seperti bintang dengan 5 lengan di bagian radialnya. Permukaaan kulit tubuh pada bagian dorsal atau aboral terdapat duri-duri dengan berbagai ukuran. Pada salah satu bagian antenna dua bagian tubuh radial atau lengan tyerdapata lempeng jaringan madreporit sebagai tempat masuknya air dalam system vaskuler air atau ambulakral (Jasin, 1992)

  1. Anatomi

Sistem digesti hewan ini terdiri dari mulut, esophagus, lambung, usus halus, anus, namun usus dan anusnya tak berfungsi. Saluran-saluran sirkullar berhyubungan dengan dunia luar melalui saluran batu dan papan madreporit. Pada hewan ini terdapat cincin saraf dalam cakram. Pada tiap penjuluran tubuhnya terdapat saraf radial pada sisi ventral;. Saraf ini bercabang-cabang halus banyakbanyak sekali. Tiap saraf radial berakhir sebagai sebuah mata pada tiap penjuluran tubuh. Jenis kelaminnya terpisah. Namun pada tiap penjuluran terdapat sepasang gonad. Telur dan sperma dicurahkan dalam 1 m usim dan fertilisasi terjadi di luar tubuh. Embrio tumbuh menjadi larva dan berenang bebas. Larva ini bersimetri bilateral (Brotowidjoyo. 1989).

  1. Habitat

Hewan ini ditemukan di laut.

  1. Klasifikasi

Kingdom :  Animalia

Phylum                :  Echinodermata

Classis                 :  Asteroidea

Ordo                   :  Phanerozonia

Familia                :

Genus                  :  Pentastes

Species               :  Pentastes tyloderma (Jasin, 1992).

  1. 8. Ophiomastix variabilis

a.  Morfologi

Hewan ini termasuk dal;am kelas Asteroidea, dimana tubuhnya berbentuk gada sebagai bintang dengan satu discus centralis dan 5 radii. Radii dapat bergerak ke lateral seperti bergeraknya seekor ular tidak mempunyai pedicellariae, lengannya lebih panjang dan berwarna cokelat dan dalam lengannya yang berwarna hitam terdapat saluran coelom kecil, pembuluh darah dan cabang-cabang system vaskuler.

  1. Anatomi

Organori digestona dan organon reproduksinya terdapat dalam bola cakram. Terdapat 5 pasang kantung kecil seperti bursae yang bercelah disekitar mulut. Fungsi kantong itu sebagai alat respirasi dan menerima saluran gonad. Hewan ini pindah tempat dan gerakan yang mengular, memegang suatu obyek dengan satu lengan atau lebih kemudian mehentakkan. Ophiorudiae banyak dimakan oleh ikan lengannnya dapat diputuskan sebagai umpan agar tubuh utamanya selamat. Kemudian hari akan membuat lengan baru. Jenis kelaminnya terpisah dan hewan ini melepaskan sel kelaminnya dalam air  (Brotowidjoyo. 1989).

c. Habitat

Hewan ini biasanya mengubur diri dalam Lumpur atau pasir pada air laut.

  1. Klasifikasi

Kingdom          :  Animalia

Phylum :  Echinodermata

Classis              :  Asteroidea

Ordo                :  Ophiurae

Familia :

Genus               :  Ophiomastic

Species            :  Ophiomastix variabilis (Jasin, 1992).

  1. 9. Ophiotrichid brittlestas
    1. Morfologi

Hewan ini termasuk dal;am kelas Asteroidea, dimana tubuhnya berbentuk bola cakram kecil dengan 5 lengan bulat panjang. Tiap-tiap lengan terdiri atas ruas-ruas yang sama-sama yang masing-masing terdapat 2 garis tempat melekatnya ossicula yang terliput oleh 4 lempeng. Dibagian lateral terdapat duri,sedang bagian dorsal serta ventral tidak terdapat duri. Keempat otot antara ossicula, silindris memungkinkan lengan dapat dibengkokkan. Di dalam lengan terdapat Saluran ceolom kecil, batang saraf, pembuluh darah dan cabang-cabang sistem vaskuler (Jasin, 1992).

  1. Anatomi

Pada bagian di dekat mulut terdapat 5 pasang podia yang memanjang dan berguna untuk memasukkan makanan kedalam mulut. Mulut terletak dipusat tubuh yang dikelilingi 5 kelompok lempeng kapur. Terdapat lambung berbentuk seperti kantung, tidak memiliki caeca atau anus. Bahan makanan yang tidak dicerna dikeluarkan kembali melalui mulut (Radiopoetro, 1989).

  1. Habitat

Hewan ini hidup dalam air laut, dari laut yang dangkal sampai yang dalam. Biasanya bersembunyi dalam batu-batu, tetapi ada juga yang bersembunyi di dalam batuan karang (Jasin, 1992).

  1. Klasifikasi

Kingdom          :  Animalia

Phylum :  Echinodermata

Classis              :  Ophiuroidea

Ordo                :  Ophiurae

Familia : –

Genus               :  Ophiotrichid

Species            :  Ophiotrichid brittlestas (Jasin, 1992).

10. Ophiachis efmodesta

a. Morfologi

Hewan ini memiliki lengan yang paling panjang di antara kelas    Ophiuroidea. Memiliki cakram yang juga lebih jelas muncul dari 5 buah penjuluran yang tipis dan lentur. Penjuluran-penjuluran itu bercabang di tiap lengannya terdapat semacam bulu-bulu kasar yang letaknya tidak beraturan. Tiap cabang terdiri dari 2 ossikel yang tertutup 4 buah papan. Di antara ossikel itu terdapat otot yang mampu menggerakan cabang. Tabung telapak (tentakel) ventrolateral. Di sini tidak ada penghisap ataupun ampula mulut terletak di tengah-tengah cakram di kelilingi oleh 5 sebuah papan.

b. Anatomi

Bagian dalam dari ruas sebagian besar terisi ossicula yang silindris dan tertanam pada bagian proksimal dan cembung pada bagian dorsal, sehingga penyokong tubuh itu bersendi dengan yang lainnya dengan sistem sendi peluru empat otot antara dua ossicula silindris itu memungkinkan lengan dapat dibengkokan. Dalam lengan terdapat saluran coelom kecil batang saraf, pembuluh saraf dan cabang-cabang sistem vasikular. Jenis kelamin terpisah dan hewan ini melepaskan sel kelaminnya dalam air.

c. Habitat

Hidup dalam air laut, dari laut yang dangkal sampai yang dalam, bersembunyi di dalam batu-batu karang atau rumput-rumput laut atau biasa juga menguburkan diri dalam lumpur.

d. Klasifikasi

Kingdom       : Animalia

Phylum          : Echinodermata

Classis           : Ophiuroidea

Ordo             : Ophiurae

Family           : –

Genus          : Ophiachis efmodesta

Spesies          : Ophiachis efmodesta (Jasin, 1992)

11. Pocillopora meandrina

  1. Morfologi

Batu karang yang memiliki skeleton kompak berbadan batu kapur. Polipnya kecil yang terdapat bagian yang berbentuk piala skeleton. Terdapat tentakel dan tidak memiliki siphonoglyph. Warna tubuhnya cokelat dengan terdapat bintik-bintik putih dan kuning yang kecil. Bentuk tubuhnya agak bulat memanjang dan memiliki satu cabang yang bentuknya hampir sama besar dengan badan induk. Cakram oral pipih dengan tentakel pendek, mulut bersambung stomodeum enteron dan terbagi menjadi kamar-kamar oleh septa yang vertikal. Mengandung nematosid pada batas pinggiran sebelah dalam.

  1. Anatomi

Gastrovaseculer dimulai dengan mulut, mulut di hubungkan dengan colenteron oleh suatu saluran yang berbentuk seperti tabung yang disebut stomodeum. Saluran stomodeum itu disepanjang sisanya dilengkapi alur cincin yang bersilia disebut siphonoglyph. Rongga coelenteron dibagi menjadi bersekat-sekat oleh enam buah septa atau mesentris sehingga terbentuklah enam ruang. Epitelium yang melapisi stomodeum berasal dari ektoderm. Infundibulum serta saluran-saluran lain dilapisi oleh gastrodermis. Batas antara ektoderm dan endoderm ialah pada batas stomodeum dan infundibulum.

c.   Habitat

Terdapat di air laut yang suhu airnya cenderung agak hangat.

d. Klasifikasi

Kingdom        : Animalia

Fillum : Coelenterata

Class              : Anthozoa

Ordo              : Siphonophora

Famili : –

Genus : Pocillopora

Spesies           : Pocillopora sp (Jasin,1992)

12.  Favites flexuosa

  1. Morfologi

Bentuk tubuh /badannya bulat, setengah bulat. Skeleton terdiri atas 10 pasang baris laminae meridionales yang tersusun deret-deret rapat dari satu ujung ke sisi ujung yang lain. Pada ossiculum ada suatu tuber culum dengan spina bersendi yang dapat digerakkan. Pada hewan ihi dia berwarna hitam dengan duri yang hampir sama dengan warna tubuhnya  (Jasin, 1992).

  1. Anatomi

Pada hewan ini terdapat pembuluh sirkular, tabung telapak dengan ampula. Gerakannya tidak begitu aktif mencakup dengan gerakan duri-duri dan tabung-tabung telapak sisi oral, selain itu juga terdapat mulut yang dilengkapi dengan 5 buah gigi dari mulut diteruskan ke esophagus dan berlanjut ke lambung yang berlobus. Lalu ususs berbalik arah dan berakhir sebagai rectum dari esophagus mulai dari sebuah siphon ytang berada dalam dinding lambung dan terus ke posterior (Radiopoetro, 1989).

  1. Habitat

Hewan ini hidup dalam air laut, dari laut yang dangkal sampai yang dalam. Biasanya bersembunyi dalam batu-batu, tetapi ada juga yang bersembunyi di dalam batuan karang (Jasin, 1992).

  1. Klasifikasi

Kingdom                      :  Animalia

Phylum             :  Echinodermata

Classis                          :  Ophiuroidea

Ordo                            :  Ophiurae

Familia             : –

Genus                           :  Ophiotrichid

Species                       : Ophiotrichid brittlestas (Jasin, 1992).

  1. Sinularia sp.
  1. Morfologi

Sinularia sp merupakan spesies  dari kelas Demospongiae, tidak berspekula kerangka tubuhnya tersusun khusus dari bahan spongin dan tidak membentuk terumbu karang yang penuh dengan mineral kalsium. Tubuh berwarna coklat dan bagian basalnya melekat pada substrat.

b. Anatomi

Struktur tubuh Sinularia kecuali berpori dengan macam-macam bentuk, dibagi atas tiga tipe yaitu Ascon, Sycon dan Rhagon. Dalam tubuhnya ditemukan sistem saluran air yang dimulai

Dari pori-pori atau porosofil dan diakhiri pada lubang  keluar utama yang disebut osxculum. Saluran masuknya air yang kemudian dialirkan menuju spongocoel, sedangkan zat makanan yang terkandung di dalamnya dicerna oleh amoebosit dan  selanjutnya diedarkan diseluruh tubuh yang disebut ostium. Aliran air tersebut berfungsi sebagai alat transportasi zat makanan dan zat-zat sisa metabolisme. Bagian yang berada di bawah tubuh sebagai tempat perlekatan pada benda dibawahnya ( substrat ) adalah basal. Sinularia sp tidak memiliki alat pencernaan makanan, karena makanan yang masuk bersama air melalui pori ditangkap oleh sel-sel koanosit berlangsung pencernaan makanan secara intraseluler. Sinularia juga belum mempunyai alat atau organ pernafasan khusus, walaupun demikian mereka dalam hal pernafasan bersifat aerobik. Dalam hal ini sinularia sp belum mempunyai alat khusus yang digunakan untuk mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme. Reproduksi dilakukan dengan cara seksual dan aseksual. Reproduksi seksualnya dengan melepaskan telur dan sperma dalam air selama spawning massal. Setelah sel telur dibuahi terbentuk larva “planula “ yang akan berkembang menjadi polip dewasa. Sedangkan reproduksi aseksualnya yaitu dengan pembentukan kuncup.

c. Habitat

Sinularia sp tumbuh dan berkembang di laut tropis pada tempat yang relatif dangkal, umumnya dekat dengan pantai. Pada daerah yang cukup jernih dengan temperatur air laut antara 15 -30o C.

d. Klasifikasi

Kingdom            : Animalia

Phylum               : Porifera

Class                  : Demospongiae

Ordo                  : Keratosa

Family                :

Genus                 : Sinularia

Spesies               : Sinularia sp. (Jasin,1992)

  1. Fungia sp.

a. Morfologi

Tubuhnya terdapat skeleton yang dibuat oleh epidermis (ektoderm) dari CaCO3 dan bentuknya seperti mangkuk. Bagian oral agak melebar seperti corong yang dihiasi dengan rangkaian tentakel-tentakel yang membentuk seperti daun bunga, panjang tubuh sekitar 7 – 10 cm, tetapi ada juga yang berukuran raksasa hingga 1 meter. Tubuh radial simetris dengan warna tubuh putih kekuningan. Tubuh terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu bagian cakram pedal atau bagian kaki, bagian kolumna atau skapus atau bagian batang tubuh dan  bagian cakram oral atau kapikulum. Antara bagian cakram pedal dengan bagian skapus dihubungkan oleh bagian yang disebut limbus. Sedang antara skapus dengan bagian cakram oral dihubungkan oleh bagian yang disebut collar.

b. Anatomi

Gastrovaseculer dimulai dengan mulut, mulut di hubungkan dengan colenteron oleh suatu saluran yang berbentuk seperti tabung yang disebut stomodeum. Saluran stomodeum itu disepanjang sisanya dilengkapi alur cincin yang bersilia disebut siphonoglyph. Rongga coelenteron dibagi menjadi bersekat-sekat oleh enam buah septa atau mesentris sehingga terbentuklah enam ruang. Epitelium yang melapisi stomodeum berasal dari ektoderm. Infundibulum serta saluran-saluran lain dilapisi oleh gastrodermis. Batas antara ektoderm dan endoderm ialah pada batas stomodeum dan infundibulum.

c. Habitat

Hewan ini terdapat pada air laut yang hangat dengan kedalaman sekitar 50 meter.

d. Klasifikasi

Kingdom          : Animalia

Phylum : Coelenterata

Class                : Anthozoa

Ordo                : Madreporaria

Family              :

Genus               : Fungia

Spesies : Fungia sp (Jasin, 1992).

  1. Lobophytum sp.
  1. Morfologi

Tubuhnya berbentuk polip. Hewan-hewan ini tidak bertangkai dan terbungkus dengan skeleton eksternal dan disebut kaang..tidak terdapat tentakel dengan bentuk seperti usus sapi warna tubuhnya coklat dan tubuhnya keras dan berlendir. Permukaannnya berpori kecil sehingga air dapat masuk kedalam rongga tubuhnya yang keras. (Jasin, 1992).

  1. Anatomi

Memiliki system pencernaan gastrovaskuler dengan mulut di lambungnya dengan coelenterata oleh suatu saluran yang berbentuk tabung yang hidup stomodium. Saluran stomodium sepanjang sisanya dilengkapi alur cincin bersilia yang biasanya disebut siphonoliph. Gerakannya tidak begitu aktif mencakup dengan gerakan amoeboid (Radiopoetro, 1989).

  1. Habitat

Hewan ini dapat ditemukan pada perairan yang airnya hangat sekitar suhu 200 C pada kedalaman 35 meter.

d.  Klasifikasi

Kingdom                      :  Animalia

Phylum             :  Coelenterata

Classis                          : Anthozoa

Ordo                            : Madreporaria

Familia             :

Genus                           : Lobophytum

Species                        :  Lobophytum sp (Jasin, 1992).

16.   Spongia sp.

  1. Morfologi

Spongia sp memiliki banyak pori pada permukaan tubuhnya yang merupakan awal dari sistem kanal (saluran air) yang menghubungkan daerah eksternal dan daerah internal. Tubuhnya dilengkapi dengan apendiks dan bagian yang dapat digerakkan . Bentuk tubuh menyerupai batang dengan ada beberapa cabang yang bentuknya lebih kecil dari batang utamanya. Warna tubuhnya putih keruh coklat . Hewan ini memiliki spikula yang bersifat monoaxon dan dengan serabut spongia. Pada ujung cabangnya terdapat oskulum dan di daerah badannya terdapat ostium.

  1. Anatomi

Dinding tubuh hewan ini tersusun atas 2 lapis yaitu lapis luar  yang disebut lapisan epidermis atau ephitelium dermal. Lapisan dalam yang terdiri dari jajaran sel-sel leher yang disebut soanosit yang berbentuk botol tidak memiliki flagellum. Ditemukan sistem saluran air yang  di mulai dari pori-pori atau porosofil dan diakhiri pada lubang keluar utama. Hewan ini mempunyai ruang gastral atau ruang sentral yang berfungsi sebagai kloaka. Ruang itu dikelilingi oleh dinding yang ditembus oleh sejumlah saluran yang tersusun majemuk.

  1. c.   Habitat

Hewan ini hidup di air laut dan air tawar.

  1. Klasifikasi

Kingdom                    :  Animalia

Phyllum                      :  Porifera

Classis                        :  Demospongia

Ordo                          :  Keratosa

Familia                       :  –

Genus             :  Spongia

Species                     : Spongia sp (Jasin, 1992).

17.  Tectus niloticus

a. Morfologi

Bentuk tubuhnya simetribilateral, eksoskeleton terdiri dari dua valvae yang pada waktu aktif sebagian tubuhnya menjulur dari eksoskeleton yaitu bagian kepala dan kaki, tempat terdiri dari bagian muscular yng lebar yaitu tapak kaki sedangkan kepalanya yang dilengkapi dengan dua pasang tentakel tampak di sebelah anterior. Tidak ada batas yang jelas antara kepala dan kaki demikian juga kenyataan antara bagian dorsa kaki dengan massa viscera yang selalu berada dalam concha meskipun di bagian bawah massa viscera menebal melingkar sempurna kecuali suatu daerah sempit dekat ujung anterior pada sisi kanan.

b. Anatomi

Pada hewan ini terdapat mulut yang berupa lubang atau celah kecil terletak tepat di sebelah bawah ujung kepala, muara keluar dari saluran alat reproduksi berupa lubang kecil atau porus genitalis yang terletak di sisi badan sebelah kanan dekat tentakel yang posterior. Dari rongga mulut melanjutkan diri ke dalam esofagus yang sempit yang kemudian melebar membentuk ingluvies, ingluvies berupa sebuah kantung besar dengan deretan glandulae salipalis dalam sepanjang dindingnya dan saluran-saluran bermuara di ujung anterior esofagus.

c.   Habitat

Hewan ini banyak ditemukan di perairan laut yang kedalamannya mencapai 50 meter dari dasar laut.

  1. Klasifikasi

kingdom : Animalia

phylum   : Molusca

Class      : Gastropoda

Ordo      : Archaeogastropoda

Family    :

Genus     : Tectus

Spesies   : Tectus niloticus (Jasin, 1992).

  1. Thelenota ananax
  1. Morfologi

Bentuk badan memanjang seperti silinder agak memipih, permukaan.Tubuhnya dilapisi oleh kulit yang lembab agak basah. Terdapat totolan-totolan putih pada kulitnya dan dominan warna cokelat pada dasar kulitnya. Pada daerah antena terdapat tentakel-tentakel yang lebih halus berwarna cokelat muda. Ukuran thelenora ini paling kecil diantara kelas holothuroidea. Skeleton hanya terdiri atas ossicula kecil dan spicula yang tersusun tidak teratur atau tidak ada spina dan pedicellaria tidak ada.

  1. Anatomi

Di dalam dinding badan terdapat selapis otot sirkuler, lima pasang otot-otot longitudinal, traktus digertivus panjang melingkar dengan esofagus pendek serta ventriculus membesar.Terdapat pohon respirasi yang dimulai sebagai pipa yang berpangkal pada kloaka, lalu bercabang dua dan tiap cabang bercabang lagi dan seterusnya, sampai hampir seluruh coelom berisiintestikum panjang dan bermuara keluar melalui anus yang terletak pada ujung lain. Gonad terdapat disebelah dorsal dekat dengan ujung oral dengan gonoduct yang berwarna pada ujung oral.

  1. Habitat

Hewan ini biasanya ditemukan di air laut.

  1. Klasifikasi  :

Kingdom          :  Animalia

Phylum : Echinodermata

Class                :  Holothuroidea

Ordo                : Elasipoda

Familia :  –

Genus               : Thelenora

Spesies : Thelenota ananax (Jasin, 1992).

  1. Bohadschia marmorata
    1. Morfologi

Tubuh hewan ini berbentuk seperti kantung memanjang dan mempunyai tubuh yang lunak. Dalam kulitnya terdapat papan-papan kecil dari kapur. Pada satu ujung terdapat mulut yang dikelilingitentakel-tentakel bercabang. Tentakel ini berongga dan dapat memanjang karena tekanan air. Warna hewan ini berwarna cokelat (Brotowidjoyo, 1989).

    1. Anatomi

Didalam dinding tubuh hewan ini terdapat selapis otot-otot circulen dan 5 pasang otot-otot longitudinal, tractus digestivus panjang dan melingkar mulut terdapat pada satu ujung, esophagusnya pendek dan ventriculusnya membesar, intestinum panjang dan bermuara kedalam cloaca dengan dinding yang bersifat muscular, cloaca bermuara keluar melalui anus yang terletak pada ujung lain (Radiopoetro, 1986).

    1. Habitat

Hewan ini dapat ditemukan  di laut.

    1. Klasifikasi

Kingdom          :  Animalia

Phylum :  Echinodermata

Classis              :  Holothuroidea

Ordo                :  Aspidochirotaecheiro

Familia :

Genus               :  Bonadschia

Species            : Bonadschia marmorata (Jasin, 1992).

  1. Lambis-lambis
    1. Morfologi

Hewan ini bertubuh lunak pada dasarnya bersifat bilateral simetris, dan terbungkus dalam rumah berkapur yang berasal dari sekretnya sendiri. Rumahnya pada umumnya berbentuk khas. Memiliki kaki untuk merayap. Bentuk kepala jelas, dengan tentakel dan mata.

    1. Anatomi

Dalam ruang bukal(pipi) terdapat radula(pipi bergigi). Pernapasannya dengan insang, paru-paru  atau keduanya. Sistem pencernaaan dimulai dari mulut  terus ke faring yang berotot. Pada bagian dorsal faring terdapat sebuah rahang dibagian ventral terdapat radula. Dari faring lalu ke esofagus, kemudian ke tembolok tipis(crop), lambung, usus halus yang berkelok-kelok dan berakhir pada anus. Disebelah kanan dan kiri tembolok tipis terdapat kelenjar lidah yang menuangkan ludah dalam faring. Sebuah hat5i terdapat dalam rumah bekicot bagian atas dan berhubungan dengan lambung. Alat reproduksinya terpisah atau hermafrodit.

    1. Habitat

Spesies ini banyak ditemukan dilaut, dan air tawar.

    1. Klasifikasi

Kingdom           : Animalia

Pyhlum              : Mollusca

Class                  : Gastropoda

Ordo                   : Neotaenioglossa

Familly               : Strombidae

Genus                 : Lambis

Spesies               : Lambis-lambis (Jasin, 1992)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

  1. Porifera , umumnya hewan-hewan anggota filum ini hidup di laut dan hanya beberapa yang hidup di air tawar. Hewan-hewan ini tidak aktif, tidak bertangkai (tubuh dalam pangkalnya). Bunga karang mempuyai ruang sentral atau ruang gastral yang berfungsi sebagai kloaka. Porifera terdiri atas tiga kelas yakni kelas Calcarea, Hexactinellida,dan Demospongia.Spesies yang kami temukan yakni hanya dari kelas Demospongia yakni Sinularia sp, dan Spongia sp.
  2. Coelenterata, umumnya hidup di laut, beberapa jenis hidup dalam air tawar . Hewan ini mempunyai dua lapisan sel tunas, lapisan luar sebagai epidermis dan lapisan dalam sebagai gastridermis. Hewan ini mempunyai satu lubang yang berfungsi baik sebagai mulut maupun sebagai anus. Pada coelenterate kadang-kadang dua bentuk yakni bentuk polip dan medusa. Coelenterata terdiri dari tiga kelas yaitu kelas Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa. Spesies yang kami temukan hanya dari kelas Anthozoa yakni Pocillopora sp, Fungia sp, dan L obophytium sp.

3.        Echinodermata, umumnya hidup di laut, kebanyakan bersifat simetri radial. Dengan mulut di tengah-tengahnya, hewan ini bercoelom dengan system digesti lengkap, walaupun anus mungkin tidak berfungsi. Bergerak dengan lambat  yang diatur oleh system tekanan hydrostatis, yang disebut system vascular air. Echinodermata terdiri dari lima kelas yakni kelas Crinoidea, kelas Asterioidea dengan spesies yang ditemukan adalah Protoreaster nododus, Asteropecten plyadoanthus, Culkita scidehana, Pentastes tyloderma dan Ophiomastix variabilis. Kelas Ophiuroidea dengan spesies yang ditemukan adalah Ophiorachina affinis, Ophiachis sp, dan Ophiotrichid brittlestas. Kelas Echinoidea dengan spesies Echinodiscus tenulssimus. Dan kelas yang terakhir yakni kelas Holothuroidea dengan spesies yang ditemukan adalah Thelenota ananax,dan  Bonadschia marmorata.

4.       Molusca, hewan ini banyak ditemukan di laut, air tawar dan darat, merupakan hewan yang bertubuh lunak, non-metameris, pada dasarnya bersifat bilateral simetris dan terbungkus dalam rumah kapur yang berasal dari sekretnya sendiri. Mempunyai system digesti, respirasi, ekskresi danreproduksi yang kompleks. Molusca terdiri dari lima kelas yakni kelas Amphineura, Gastropoda, Scaphopoda, Pelecypoda, dan Cephalopoda. Spesies yang kami temukan hanya dari kelas Gastropoda yakni Tectus niloticus.

22 Tanggapan to “Laporan Zoologi Invertebrata”

  1. it was very interesting to read.

  2. alfiann said

    tx ya..km bntu aku…

  3. lia said

    tks ya…….

  4. Saugi said

    Makasih laporannya berguna buat kuliah invert saya

  5. Saugi said

    Thank you
    laporannya berguna buat kuliah invert saya

  6. Puri Hara said

    Referensi yg keren,,bisa buat acuan ke depan. Sippo…

  7. trina said

    bgus bgt nih….. sgt mMbntu….

  8. keren bgt^^,,
    maternya lengkap,,
    tp bisa minta tlg gak?? gmbrnya lampirin donk>?

  9. novia said

    membantu banget,,,,,, 😀

Tinggalkan Balasan ke nurmuliayanti muis Batalkan balasan